Sunday 7 April 2013

Macam - macam Kesenian Tradisional khas Purworejo

Kabupaten Purworejo, selain dikenal sebagai kabupaten pramuka, purworejo juga memiliki banyak sekali kesenian, berikut ini adalah beberapa kesenian asli kotaku tercinta #PURWOREJO :



1.      Kesenian Cepetan
Kesenian Cepetan merupakan jenis kesenian yang terlahir di Desa Kedungkamal, Kecamatan Grabag yang terinspirasi dari seorang pemuda yang bernama Tujan. Pada saat itu Kepala Desa Kedungkamal dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1959 berkeinginan untuk partisipasi dalam pawai budaya tingkat kecamatan. Keinginan tersebut disampaikan kepada seorang pemuda yang bernama Tujan yang notabene sudah berpengalaman menjadi penari kuda kepang. Maka pada saat itu, Tujan menyampaikan ide membentuk group kesenian yang diberi nama Cepetan.


2.      Kesenian Cing Poo Ling
Kesenian Cing Poo Ling menggambarkan prajurit yang sedang latihan perang. Tema ini tetap bertahan sampai sekarang. Kesenian Cing Poo Ling merupakan kesenian tradisional sejenis atau reogan mengalami perkembangan sebagai tari perang dan bertemakan tentang kepahlawanan. Biasanya yang diambil dalam kesenian jathilan, reog maupun sejenisnya adalah cerita panji, namun kesenian Cing Poo Ling di Desa Kesawen, Kec. Pituruh memiliki ciri khas yaitu tentang keprajuritan sebagai pengawal.

3.      Kesenian Tari Dolalak
Tari Dolalak merupakan kesenian khas Purworejo yang paling populer. Asal mula kesenian dolalak adalah akulturasi budaya barat (Belanda) dengan timur (Jawa). Asal kata Dolalak adalah dari Not Do dan La (bukan nada C dan G)  karena tarian ini diiringi hanya dengan alat musik dua nada. Tari ndolalak lahir pada zaman penjajahan Belanda. Ketika itu Purworejo dijadikan pusat latihan militer. Konon pada waktu luang para prajurit Belanda berbaur dengan warga untuk menari dalam bentuk baris berpasangan, diiringi nyanyian bersyair pantun sindiran. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, tarian Dolalak sekarang sudah diringi dengan musik modern, yaitu keyboard. Lagu-lagu yang dimainkan pun bervariasi dan beragam. Penari Dolalak hanya dilakukan oleh para wanita, berseragam hitam dengan aksesoris yang gemerlapan juga ada aksesoris yang khas yaitu kacamata hitam. Penari-penari Dolalak bisa mengalami trance, yaitu suatu kondisi mereka tidak sadar karena sudah begitu larut dalam tarian dan musik.
Tingkah mereka bisa aneh-aneh dan lucu. Tarian Dolalak saat ini sudah berkembang pesat bahkan sudah menjadi brand image Kabupaten Purworejo.

4.      Jidur
Tarian tradisional ini diiringi musik perkusi tradisional seperti: bedug, rebana, dan kendang. Satu kelompok penari terdiri dari 12 orang penari, dimana satu kelompok terdiri dari satu jenis gender saja (seluruhnya pria, atau seluruhnya wanita).


5.       Kesenian Incling Semagung
Riwayat singkat Kesenian Incling ini sebenarnya bersumber dari sebuah cerita yang terdapat di Jawa Timur dan khususnya Karesidenan Madiun yang berpusat di Ponorogo.

6.      Kesenian Soyar Maole
Kesenian kentrung rebana SOYAR MAOLE saat ini sebarannya meliputi beberapa dusun di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing. Menurut riwayat tidak tertulis dari para pendahulu/leluhur Desa Kaligono, kesenian Kentrung Rebana Soyar Maole sudah ada sejak tahun 1907, yang kemudian secara tradisi diteruskan oleh generasi ke generasi walaupun mengalami pasang surut, masih tetap bertahan sampai sekarang.

7.      Jolenan
Jolenan adalah sebuah nama upacara merti desa Keba Palawija yang menggunakan media jolen sebagai wadah atau tempat meletakkannya tumpeng dan ayam panggang. Jolen itu sendiri semacam keranjang dengan alas atau dasar empat persegi dan diberi tutup berbentuk piramida. Ledre dan Binggel diikat dan digantungkan pada ujung sebilah bambu, ditancapkan di sekeliling jolen yang menghiasi. Mengandung maksud merupakan perwujudan /gambaran bahwa daerah pegunungan Somongari kaya akan hasil bumi, baik dari hutannya maupun lain-lainnya

8.      Petik Tirta
“Pethik Tirta” merupakan upacara selamatan desa (merti desa) yang dijadikan tradisi di Desa Jenar Lor, Kecamatan Purwodadi. Istilah “Pethik Tirta” berasal dari kata“Pethik”  yang berarti mengambil dan “Tirta” yang berarti air. Secara etimologis, Pethik Tirta berarti upacara mengambil air (yang dilakukan di Sumur Talang, suatu sumur beji / tua yang terletak di Dusun Talang Bagus, Desa Jenar Lor, Kecamatan Purwodadi) yang dipercaya membawa berkah. Asal-usul upacara ini berkaitan erat dengan keberadaan Bulak (kawasan pertanian yang sangat luas) yang meliputi wilayah Desa Jenar Lor, Jenar Kidul, Walikoro, Sruwoh, Singkil, Wingko, Pundensari, Jenar Wetan. Saat ini Bulak tersebut dikenal dengan sebutan Bulak Kethip.

9. Kesenian Cekok Mondhol
Kesenian Cekok Mondhol merupakan kesenian tradisional kerakyatan yang bernunansa keagamaan Islam. Kesenian ini tumbuh dan berkembang di Desa Ngasinan, Kecamatan Bener. Kesenian ini berawal dari ide sekelompok pemuda desa dalam  komunitas pengajian untuk membentuk grup kesenian yang bisa dijadikan hiburan sekaligus tuntunan. Gerak, lagu dan syairnya serta musik iringannya hasil adaptasi dari kesenian yang ada di daerah Magelang yaitu Kubro Siswo yang kemudian dimodifikasi dengan hasil kreativitas para pemuda setempat, dipelopori oleh pemuda yang bernama Purwadi sekitar tahun 1970-an.



4 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...